Beranda | Artikel
Sabar di Awal Musibah
15 jam lalu

Sabar di Awal Musibah ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 7 Rabiuts Tsani 1447 H / 29 September 2025 M.

Kajian Tentang Sabar di Awal Musibah

Dengan kesabaran, musibah dapat berubah menjadi sesuatu yang besar manfaatnya. Namun, jika tidak bersabar, maka musibah itu menjadi sesuatu yang sangat besar mudharatnya. Tertimpa musibah saja sudah berat, ditambah tidak bersabar, maka dia pun mendapatkan dosa. Hal ini seperti orang yang sudah jatuh lalu tertimpa tangga.

Begitu pula ketika musibahnya adalah ditinggal mati oleh seseorang yang dicintai. Ini musibah yang berat ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut nyawa orang yang dekat dengan kita. Tentu hati merasa sedih, tetapi kewajiban seorang hamba adalah tetap bersabar.

Kesabaran yang dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kesabaran pada saat awal musibah datang. Karena setelah waktu berlalu, memang biasanya keadaan menjadi reda dengan sendirinya.

Terdapat sebuah hadits yang patut direnungkan dalam hal ini. Dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

“Suatu hari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melewati seorang wanita yang menangis di samping kuburan. Beliau bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.’ Wanita itu menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena engkau belum tertimpa musibah seperti musibahku.’ Wanita itu tidak tahu bahwa yang menasihatinya adalah Nabi. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya itu adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.’ Maka ia pun mendatangi rumah Nabi dan tidak menemukan penjaga pintu di sana. Ia berkata, ‘Aku tidak tahu bahwa itu engkau.’ Nabi bersabda:

إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى

‘Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada saat benturan pertama.`” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesabaran yang dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kesabaran di saat pertama kali musibah datang. Itulah kesabaran yang bernilai tinggi di sisi-Nya.

Ketika seorang hamba mendapatkan musibah, terdapat doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Doa ini sangat bermanfaat, karena bisa menjadikan musibah mendatangkan kebaikan dan manfaat yang besar.

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا».

“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan sebagaimana yang Allah perintahkan: ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn. Allāhumma’jurnī fī muṣībatī, wa akhlif lī khayran minhā’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan berikan ganti kepadaku yang lebih baik darinya), kecuali Allah akan memberinya ganti yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)

Doa ini menjadi amalan penting saat musibah, agar musibah yang menimpa tidak hanya mendatangkan kesedihan, tetapi juga berbuah kebaikan dan pahala yang lebih besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lalu apa saja hal-hal yang dilarang dilakukan bagi orang yang ditinggalkan mayit?

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55630-sabar-di-awal-musibah/